SDN RAJEG V SEKOLAH ADIWIYATA TINGKAT NASIONAL TAHUN 2023

6 Mei 2013

Lomba FLS2N Tahun 2013



Kegitan FLS2N 
Festival Lomba Seni Siswa Nasional Tingkat Kec. Rajeg 
yang di laksanakan di Kec. Rajeg bertempat di SDN Sukatani 
Berjalan dengan Lancar. SDN Rajeg V mengirimkan semua Kontinennya
dan Alhamdulilah menyabet 3 gelar juara 1 Lomba Origami,
 juara 2 lomba Cipta Puisi, dan juara 3 tari tradisional.




















Kegiatan Lombid IPA dan Matematika Tahun 2013

Kegiatan Lomba Sains IPA dan Matematika yang dilaksanakan  bulan Maret yang bertempat SDN Rajeg V Berjalan dengan Lancar dan Alhamdulilah Siswa SDN Rajeg V atas nama Abi Hanafi Siswa Kelas V mendapatkan Juara 2 Loamba Matematika. 
 Foto Pemenang Lombid

19 Januari 2013

Kegiatan DAK Tahun 2012

Alhamdulilah Sekolah SDN Rajeg V mendafat bantuan DAK Tahun Anggaran 2012
Ini adalah gambar foto kegiatan DAK Laporan 0 %  s/d 100 %

Gambar Foto 0 %

 






 
Gambar Foto keadaan 40 %
 

 
 
Keadaan Foto 80 %
















Gambar Foto 100 %

















Alhamdulilah Kegiatan DAK yang di kelola sekolah dapat berjalan dengan lancar.
Dan Kami ucapakan banyak terimakasih atas semua peran serta masyarakat, pemerintah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang.










2 Desember 2012

Tumbuhkan Budaya Apresiasi Kepada Anak

Kamis, 04-Oct-2012 08:05:09
Jakarta --- Pola asuh anak di dalam rumah tangga menentukan kualitas anak. Agar anak memiliki kepercayaan diri yang bertanggung jawab, orang tua dihimbau untuk tidak terlalu otoriter, dan tidak juga terlalu memanjakan.
“Orang tua itu harus demokratis, anak bisa mengemukakan keinginannya, tapi tidak terlalu bebas,” demikian yang diungkapkan oleh pakar pendidikan Arief Rahman, di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (2/10).
Selain pola asuh di rumah, sekolah juga dihimbau untuk cepat mengidentifikasi jika ada anak-anak yang bermasalah. Pendekatan dan bimbingan dari guru diyakini mampu mengurangi keagresifan mereka untuk berbuat kekerasan. “Evaluasi terhadap sekolah dan siswanya perlu ditingkatkan,” katanya.
Kalau perlu, dari delapan standar nasional pendidikan yang ada sekarang ditambah satu standar lagi. Yaitu standar peraturan. Setiap sekolah diharapkan benar-benar menegakkan peraturan. Bahkan evaluasi untuk akreditasi sekolahpun diperlukan. “Kalau hanya mengukur otak, maka hanya otak yang oke, begitu juga sebaliknya,” jelasnya.
Arief mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam mencegah terjadinya kekerasan di sekolah maupun di lingkungan sekolah. Pembinaan dari masyarakat akan sangat membantu pekerjaan pemerintah. “Jadi jangan hanya melemparkan tanggung jawab kepada pemerintah saja, masyarakat harus ikut serta,” katanya.
Peran mediapun tak luput dalam membentuk karakter anak. Tayangan-tayangan yang penuh dengan kekerasan hendaknya diminimalisir. Karena masa remaja merupakan masa dimana anak ingin mempraktekkan apa yang dilihatnya.
Terakhir, kebanggaan menjadi bangsa Indonesia harus ditanamkan dalam diri anak. Memberi apresiasi atas apa yang mereka lakukan juga salah satu upaya untuk memberi kepercayaan diri kepada mereka. “Stop mencaci maki, stop ngenyek. Anak kalau diapresiasi akan memiliki kepercayaan diri. Tapi kalau dicaci maki mereka akan dendam,” katanya.

Sumber: http://kemdikbud.go.id

1 Desember 2012